Kisah tempayan retak...


Seorang tukang air India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya.

Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ke tidak sempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannnya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu."

"Kenapa?" tanya si tukang air, "Kenapa kamu merasa malu?"

"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi." kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak Memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, Ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan si sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya.Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu,dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, Majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.

#Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, Kita menemukan kekuatan kita.



Cawan Yg Cantik

Sepasang datuk dan nenek pergi belanja di sebuah kedai cenderamata untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada cawan yang cantik.

"Lihat cawan itu." kata si nenek kepada suaminya.

"Kau betul, inilah cawan tercantik yang pernah aku lihat." ujar si datuk.

Pada ketika mereka mendekati cawan itu, tiba-tiba cawan yang dimaksud berbicara;

"Terima kasih untuk perhatian anda, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cawan yang dikagumi, aku hanyalah selonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pemuda dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pening. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Tetapi orang itu berkata, "Belum!"

Lalu ia mulai menyodok dan meninju aku berulang-ulang. "Stop! Stop!" teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam api. "Panas ! Panas!" Teriakku dengan kuat. "Stop ! Cukup!" Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata, "Belum!" Akhirnya ia mengangkat aku dari api itu dan membiarkan aku sampai sejuk. Aku fikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum.

Setelah sejuk aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. "Stop! Stop! Aku berteriak. Wanita itu berkata, "Belum!" Lalu ia memberikan aku kepada seorang lelaki dan ia memasukkan aku sekali lagi ke api yang lebih panas dari sebelumnya. "Tolong! Hentikan penyiksaan ini!" Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.

Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan sejuk. Setelah benar-benar sejuk seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, kerana di hadapanku berdiri sebuah cawan yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu mulai hilang tatkala kulihat diriku.

Datuk dan nenek itu terdiam membisu. Lalu diceritakan kisah itu kepada cucunya.

Pengajaran: Seperti inilah kehidupan membentuk kita. Dalam perjalanan hidup akan banyak kita temui keadaan yang tidak menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi "CANTIK".

Jangan lupa bahawa cubaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Ertinya tidak ada alasan untuk tergoda dan jatuh dalam dosa apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, kerana Tuhan sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda untuk kehidupan yang lebih baik dan bermakna di hari kemudian dan hari pembalasan (akhirat).

p/s: Semoga kita sentiasa tabah dan sabar menghadapi dugaan dan cabaran hidup ini. Dan bersabarlah untuk menjadi CANTIK.....


Senarai Kekurangan Dan Keburukan

Seorang lelaki dan kekasihnya bernikah dan acara pernikahannya sungguh megah dan meriah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa dan sungguh memberi kesan di hati. Mempelai wanita begitu cantik dan anggun dalam gaun putihnya dan pengantin lelaki dengan tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahawa mereka sungguh-sungguh saling mencintai dan sepadan.

Beberapa bulan kemudian, si isteri berkata kepada suaminya " Abang, saya baru membaca sebuah artikel dlm majalah tentang bagaimana memperkuatkan hubungan dan tali pernikahan kita" katanya manja sambil menunjukkan majalah tersebut. " Masing-masing kita akan mencatatkan hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana kita mengubah hal-hal tersebut dan membuatkan perkahwinan kita bersama lebih bahagia...."

Suaminya setuju dan mereka mula memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatatkan hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikan bersama mereka. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah tidur dan mencatatkan apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka sedia membincangkannya. " Saya akan mulakan dulu ya". Kata isteri. Ia lalu mengeluarkan senarainya. Banyak sekali yang ditulisnya. Sekitar 3 mukasurat. Ketika is mulai membaca satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahawa airmata suaminya mulai mengalir...."Maafkan saya bang, apakah saya harus berhenti?"..tanyanya. "Oh...tak apa, teruskanlah sayang..." jawab suaminya.

Dan si isteri terus membacakan semua yang tersenarai, lalu kembali melipatkan kertasnya dengan senyuman manis di atas meja dan berkata dengan bahagia " Sekarang, giliran abang membacakan senarai yang abg tulis"...Dengan perlahan suaminya berkata "Abang tidak mencatatkan sesuatupun di atas kertas ini. Abang berfikir bahawa dirimu sudah sempurna dan abang sekali-kali tidak ingin mengubah akan dirimu. Abang menyayangimu dan menyintaimu kerana dirimu seadanya kamu. Awak terlalu cantik dan baik bagi abang. Tidak satupun dari peribadimu yang tidak menyenangkanku sayang...."

Si isteri tersentak dan tersentuh hatinya oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahawa suaminya menerimanya apa adanya...ia menunduk dan menangis.

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, tekanan dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kegembiraan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan perkara yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan hati jika kita boleh menemukan banyak hal-hal yang indah, yang baik dan boleh kita terima di sekeliling kita? Kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan melupakan yang buruk.

Solat Subuh Di Masjid


Solat Subuh adalah solat yang paling berat untuk dilakukan dan pastinya ramai yang akan terlajak. Ada yg tiap-tiap hari "Subuh Gajah" je dan ade yang langsung terbabas. Kat sini saya ada satu kisah untuk dikongsikan bersama. Moga memberikan pedoman pada kita semua.

Seorang lelaki bangun pagi-pagi buta utk solat subuh di Masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid . Ditengah jalan menuju masjid, lelaki tersebut ter jatuh dan pakaiannya kotor. Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan LAGI berjalan menuju masjid .

Dlm perjalanan kembali ke masjid , dia terjatuh lagi di tempat yg sama!!! Dia sekali lagi, bangkit..membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Di rumah, dia SEKALI LAGI, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masj id .

Di tengah jalan menuju masjid , dia bertemu seorang lelaki yang memegang lampu. Dia menanyakan identiti lelaki tersebut kerana tidak pernah melihat lelaki itu sebelum ini dan lelaki itu menjawab "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda.”

Lelaki tadi mengucapkan terima kasih dan mereka berdua sama-sama berjalan ke masjid. Ketika sampai di masjid , lelaki tadi bertanya kepada lelaki yang membawa lampu untuk masuk dan solat subuh bersamanya.

Akan tetapi lelaki yang membawa lampu itu menolak.

Lelaki itu mengajak lagi hingga beberapa kali dan jawapannya tetap sama.
Lelaki itu pun bertanya, “Kenapa kamu menolak untuk masuk dan solat subuh bersama?”
Lekali pembawa lampu itupun menjawab…

AKU ADALAH SYAITAN (Devil / Evil)

Lelaki itu amat terkejut dgn jawapan yang diberikan oleh lelaki pembawa lampu itu.

Syaitan kemudiannya menjelaskan….

"Saya melihat kamu berjalan ke masjid, dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan semua dosa-dosamu..

Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itupun tidak membuatmu merubah fikiran untuk terus tinggal di rumah saja, sebaliknya kamu tetap memutuskan kembali masjid .

Kerana hal itu, Allah memaafkan dosa-doa seluruh anggota keluargamu. Saya KHUATIR jika saya membuat kamu jatuh utk ketiga kalinya..jangan-jangan Allah akan memaafkan dosa-dosa seluruh penduduk kampungmu, jadi saya harus memastikan bahawa anda sampai dimasjid dgn selamat.."

Jadi rakan-rakan sekalian, jangan kita pernah biarkan syaitan mendapatkan keuntungan dari setiap aksi dan perbuatannya. Jangan melepaskan sebuah niat baik yg hendak kita lakukan kerana kita tidak akan pernah tahu ganjaran yang akan kita dapatkan dari segala kesulitan yang kita temui dalam usaha kita untuk melaksanakan niat baik itu.

Balasan


“Ambillah iktibar dari kisah benar ini..

Melihat pendedahan yang dibuat oleh sebuah stesen televisyen swasta
baru-baru ini mengenai anak bangsa kita yang melakukan perbuatan terkutuk di dalam hutan terutamanya di pusat-pusat perkelahan mengingatkan…………..

Pengalaman saya berhadapan dengan sepasang tunang yang mengadu menghadapi masalah besar beberapa tahun lalu,” beritahu Ustaz Abdullah Mahmud, penceramah bebas yang dikenali ramai. Tambahnya, beliau memang tidak hairan dengan pendedahan tersebut kerana sepanjang menjadi penceramah, kaunselor dan merawat orang, dia didatangi oleh golongan remaja yang mengadu menghadapi masalah akibat terlanjur terutamanya si wanita yang mengandung setelah berzina di merata tempat tak kira hutan, hotel, rumah kosong, dalam semak, kereta dan sebagainya.
“Adakalanya saya menitiskan air mata apabila mengingatkan pergaulan bebas anak muda kita yang makin menjadi-jadi. Mereka ini langsung sudah tidak takut bala Tuhan. Mereka sudah tidak dapat membezakan antara halal dan haram,” tegas beliau dengan nada kesal.
Berbalik kepada pasangan tunang yang datang menemui beliau di pejabatnya di Batu Caves, Selangor ketika itu, Ustaz Abdullah menjelaskan pasangan itu yang berumur lingkungan pertengahan 20-an itu datang untuk meminta pertolongannya. “Apa yang boleh saya bantu encik?” Tanya Ustaz Abdullah kepada mereka. Si lelaki kelihatan malu-malu untuk menceritakan masalahnya manakala si perempuan mencubit paha lelaki itu mungkin meminta agar segera menceritakan masalah mereka.
Ustaz Abdullah yakin masalah yang dihadapi oleh pasangan itu agak berat kerana berdasarkan pengalaman, lazimnya hanya mereka yang menghadapi
masalah besar saja akan pergi menemui kaunselor atau ustaz bagi mencari jalan agar kekusutan yang dialami mereka terlerai. “Ustaz…macam ini, saya dan tunang saya ada masalah sikit. Ketika tidur, saya selalu nampak ular dalam rumah. Begitu juga dengan tunang saya. Seringkali ketika tidur, tunang saya menjerit-jerit. Dia kata ular besar datang membelitnya.
“Saya sendiri sudah takut hendak masuk di dalam semak kerana sering terbayang ada ular,” beritahu lelaki itu ringkas. Mendengar masalah itu, Ustaz Abdullah termenung sejenak. Dia merenung memikirkan “penyakit” aneh yang dihadapi oleh pasangan itu. “Awak pernah pukul ular ke?” Ustaz Abdullah mengajukan soalan rambang . Bagaimanapun lelaki itu menggeleng kepala sambil memberitahu dia tidak pernah memukul ular. Lelaki itu turut memberitahu dia dan tunangnya jadi fobia kepada ular dan akibat itu badan mereka menjadi lemah tidak bermaya akibat sering terkejut.
Mereka juga menyatakan telah pergi menemui beberapa orang bomoh meminta air penawar agar kelibat ulat tidak tergambar lagi dalam bayangan matanya tetapi semuanya tidak menjadi. “Selalunya kalau jadi macam ni, pasti ada sebabnya. Kalau tidak ada sebab tertentu, setahu saya perkara seperti ini tidak akan berlaku tambahan lagi berdasarkan pengamatan saya, awak berdua bukan terkena sihir,” kata Ustaz Abdullah yang menyedari pasangan tunang itu cuba menyembunyikan cerita yang sebenar kepadanya.
Namun lelaki itu tetap berkeras menyatakan mereka tidak pernah melakukan sesuatu kesalahan seperti memukul ular dan sebagainya.”Tak perlu hendak malu. Saya hendak tahu ini pun, bukannya saya bermaksud hendak campur hal encik tapi dengan mengetahui puncanya, mudahlah sikit saya berikhtiar kalau-kalau ada serasi, Allah akan makbulkan permohonan kita,” pujuk Ustaz Abdullah lagi.
Sebaik saja mendengar kata-kata itu, wajah mereka tiba-tiba berubah. Si perempuan pula tiba-tiba menitiskan air mata manakala yang lelaki tunduk ke bawah memandang lantai. Dia kelihatan malu untuk bertentangan mata dengan Ustaz Abdullah. “Macam ini Ustaz, sebenarnya saya kena belit ular sawa setahun yang lalu, sejak itu saya mengalami masalah ini, sering diganggu dengan bayangan ular. Tunang saya juga kena belit ular,” akui lelaki itu agak mengejutkan Ustaz Abdullah.
Ustaz Abdullah yang tidak begitu faham dengan penjelasan itu terus bertanya kepada mereka bagaimana cerita yang sebenarnya. Barangkali setelah yakin dengan keikhlasan Ustaz Abdullah untuk membantu, akhirnya pasangan itu menceritakan segala-galanya. Cerita lelaki itu, kejadian itu berlaku sebelum mereka bertunang. Pada suatu hari, mereka yang mengaku bekerja di sebuah syarikat yang sama di Shah Alam, Selangor mengatur janji untuk pergi ke sebuah tempat perkelahan di Selangor. Mereka yang kebetulan bekerja syif malam telah mengambil keputusan untuk pergi pada hari biasa kerana pada hari tersebut orang tidak ramai maka mudahlah mereka bermadu asmara dan bercengkerama.
Menurut lelaki itu lagi, sebelum itupun, mereka pernah pergi ke situ pada hujung minggu. Bagi mereka, pada hujung minggu tidak sesuai kerana, pengunjung terlalu ramai, maka menyukarkan mereka untuk bercumbu rayu. Itupun mereka memilih tempat terlindung tetapi tidak terlepas daripada gangguan pemuda-pemuda yang suka mengendap. “Hanya dua bulan perkenalan, kami sudah terlanjur. Ketika saya dibelit ular tempoh hari, saya berkenalan dengan tunang saya ini sudah enam bulan.
Banyak kali sudah kami melakukan perbuatan terkutuk itu,” nyata lelaki itu sambil menangis. Sebaik saja sampai di kawasan perkelahan yang mempunyai sebatang anak sungai itu, dia menyorokkan motosikal di dalam semak. Manakala tempat mereka bersama terlindung di sebalik pokok balak berhampiran gigi air sungai. Pada tengahari itu memang sunyi. Seorang manusia pun tidak kelihatan.
Bukan main seronoklah mereka berdua kerana dapat bermadu kasih tanpa gangguan, meskipun terbit rasa bimbang kalau ada yang mengintip di sebalik semak atau diserbu pihak berkuasa tapi perasan rindu dendam yang membara mengatasi segala-galanya. Di situ, pada mulanya mereka berbual-bual sambil berpegangan tangan. Kemudian melarat ke bahagian lain pula. Seterusnya nafsu mula menguasai diri masing-masing. Berbekalkan kertas suratkhabar, ia dijadikan alas untuk mereka berbaring. Pakaian si perempuan dilucutkan satu demi satu, selepas itu yang lelaki pula menanggalkan pakaian.
Mereka bercumbu rayu dan terus berzina tanpa menyedari di dalam rumpun semak di hujung kaki mereka berlengkar seekor ular sawa sebesar paha orang dewasa sedang mengeram. “Kami tak sedar ada ular. Tengah-tengah buat benda tu, kaki saya tertendang ular itu menyebabkan dengan pantas ia terus menyerang dan membelit kami berdua. Ia berlaku dengan pantas sekali, tidak sempat kami hendak melarikan diri,” cerita lelaki itu dengan perasaan kesal. Akibat belitan ular sawa itu, mereka berdua merasakan ajal mereka akan tiba pada bila-bila masa kerana setiap kali mereka meronta, semakin kuat ular itu menjerut tubuh mereka.
“Saya menjerit sekuat hati meminta tolong. Perasaan malu sudah tidak ada lagi dalam diri saya pada masa itu. Yang penting, nyawa kami harus diselamatkan dan pada masa yang sama, saya semakin sesak nafas kerana belitan ular itu yang sungguh kuat dan mulutnya terngaga luas seperti tidak sabar-sabar hendak menelan saya,” beritahunya tanpa segan silu lagi. Keadaan kekasihnya semakin lemah. Mukanya pucat lesi seperti sudah kehilangan darah. Lelaki itu tidak mampu berbuat apa-apa. Kudratnya tidak terdaya menandingi ular besar itu.
Dalam keadaan cemas, tiba-tiba muncul seorang pemuda dari sebalik semak sambil memegang sebatang kayu untuk memukul kepala ular itu yang hendak membaham kepala lelaki tersebut. Pemuda itu teragak-agak untuk memukul kepala ular sawa itu mungkin bimbang kalau terkena kepala lelaki itu. “Saya menjerit dan merayu agar ditolong dengan nada yang tersekat-sekat kerana sesak nafas. Kemudian pemuda itu dengan laju menghayun kayu sebesar betis itu beberapa kali mengenai kepala ular tersebut.
“Akhirnya, ular itu terkulai dan belitannya terurai. Saya tidak mampu bergerak lagi manakala kekasih saya pengsan. Pemuda itu memakaikan semula baju kami. Kemudian dia pergi meminta bantuan orang untuk menghantar kami ke hospital. Dia hanya seorang diri. Saya tidak pasti siapa pemuda itu dan dari mana dia datang. Saya syak mungkin pada mulanya dia sedang mengintai saya buat “projek,” cerita lelaki itu lagi. Akibat belitan ular tersebut, pasangan itu mengalami kecederaan agak teruk iaitu si lelaki patah satu tulang rusuknya manakala kekasihnya patah dua batang tulang rusuk.
Empat bulan selepas kejadian itu, mereka melangsungkan pertunangan dan merancang untuk berkahwin dalam masa terdekat setelah didesak oleh keluarga yang mengetahui kejadian itu. Bagi mereka, masalah sering dihantui oleh bayangan ular lebih perit daripada menanggung kesakitan akibat patah tulang rusuk. Akibat “badi” itu, tidur malam mereka terganggu setiap malam dan walau kemana sekalipun berada,mereka terbayang berhampiran mereka ada banyak ular. Mendengar penjelasan lelaki itu, fahamlah Ustaz Abdullah apa sebenarnya yang terjadi. Namun sebelum merawat pasangan itu, beliau telah menasihatkan mereka agar bertaubat kerana telah melakukan perbuatan zina.
Ustaz Abdullah juga memberitahu mereka, berkemungkinan peristiwa dibelit ular itu adalah balasan Tuhan di dunia di atas perbuatan mereka itu. “Awak berdua patut bersyukur. Saya rasa Allah sayangkan awak berdua. Dia bagi azab kecil kepada awak berdua mungkin supaya awak insaf dan segera bertaubat. Kalau nak ikutkan, ramai orang berzina tetapi Allah tidak mahu menunjukkan balanya di dunia ini, maka kerana tidak pernah dijatuhkan bala itu, mereka ini berterusan melakukan zina,” nasihat beliau membuatkan pasangan itu menangis tersedu-sedu sambil berjanji akan bertaubat serta berkahwin secepat mungkin.
Ustaz Abdullah memberi sebotol air penawar. Air itu digunakan untuk mandi dan minum. Di samping itu, Ustaz Abdullah menasihatkan pasangan itu agar sering mengingati Tuhan semoga penyakit fobia mereka hilang. Mereka pulang dengan wajah riang dan tidak lama kemudian lelaki itu menghubungi Ustaz Abdullah memberitahu mereka berdua telah sembuh sepenuhnya dan menjemput beliau hadir ke majlis perkahwinan mereka.

DIRIWAYATKAN OLEH IBNUL JAUZI BAHAWA :
“SESUNGGUHNYA NERAKA JAHANAM MEMILIKI TUJUH BUAH PINTU. YANG PALING MENAKUTKAN, PALING PANAS DAN PALING BUSUK BAUNYA ADALAH PINTU YANG DIPERUNTUKKAN KEPADA PARA PENZINA YANG MELAKUKAN PERBUATAN TERSEBUT SETELAH MENGETAHUI HUKUMNYA.” ~~Shukur

sumber:http://mran3238.wordpress.com/2010/01/28/kisah-benar-dibelit-ular-ketika-sedang-berzina/


Related Posts with Thumbnails

Anniversary Cik Myla ♥

Daisypath Anniversary tickers